Ads 468x60px

Tuesday, December 21, 2010

Ramadhan Tamu Istimewa

 Ramadhan Tamu Istimewa
Oleh: Dadan Maula Darmawan


Kedatangan seorang tamu bagi seseorang, apalagi tamu yang membawa segala yang diharapkan pastilah orang itu akan merasa riang dan gembira. Kenapa? Setidaknya, sang tamu dapat memenuhi harapan kita sebagai tuan rumah.
Bagi orang yang sudah memiliki keluarga dan anak-anak, kehadiran tamu   merupakan hal yang sangat menyenangkan, apalagi sang tamu sudah lama dinanti dan               diidam-idamkan dalam waktu yang begitu lama. Belum lagi bila sang tamu tergolong the have. Bukan tidak mustahil sang tamu dapat membantu meringankan beban materil tuan rumah.
Begitu pula kiranya dengan bulan Ramadhan. Bulan yang mulia, penuh berkah, bertabur pahala dan lipatan ganjaran kebaikan merupakan Sang Tamu Agung yang harus kita sambut dengan senang dan gembira.
Ramadhan adalah tamu yang banyak membawa keberkahan, nikmat, curahan pahala dan berbagai kebaikan. Sangat naïf sekali jika seorang Muslim tidak sadar akan kehadiran Sang Tamu Agung ini. Apalagi kalau sampai lalai dan baru sadar ketika sang tamu sudah akan pergi meninggalkan sang tuan rumah. Bukankah nabi saw. mengatakan bahwa jika seorang tamu datang berkunjung, ia membawa seribu berkah?
Karenanya, sebodoh-bodoh manusia adalah yang menyia-nyiakan waktunya di bulan Ramadhan dan dia tidak mendapat apapun di dalamnya.

Oleh karena itu, ada satu hal yang harus kita camkan dalam hati berkaitan dengan  Ramadhan ini: kita tidak boleh    melakukan apapun kecuali yang istimewa dan terbaik dalam         pandangan Allah.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih  sebagai bulan untuk berpuasa dan pada bulan ini pula Al Qur’an diturunkan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,“ Bulan Ramadhan yang diturunkan padanya Qur’an sebagai petunjuk untuk manusia dan keterangan-keterangan berupa petunjuk dan pemisah antara haq dan kebatilan”. (QS. al Baqarah: 185) maka sebagai rasa syukur kita kepada Allah SWT. dengan diturunkannya Qur’an kita diwajibkan berpuasa. Lanjutan dari ayat ini ialah; 
“Dan barangsiapa dari kalian menyaksikan bulan ini, maka berpuasalah“. Puasa merupakan ungkapan syukur kita kepada Allah SWT. Bersyukur atas diturunkannya Qur’an dengan puasa. Itulah rahasia diwajibkannya puasa pada bulan Ramdhan, tidak pada bulan-bulan lainnya.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْ أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَ الْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَ مَنْ كَانَ مَرِيْضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيْدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَ لِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَ لِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
                Dalam banyak Hadis disebutkan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang paling mulia,  karena pada bulan tersebut Allah menurunkan Qur’an. Dan bulan Ramadhan dianggap sebagai pemimpin atau penghulu bulan. Kebaikan yang kita kerjakan pada bulan puasa pahalanya dilipat gandakan. Ada sebuah hadis qudsi yang berbunyi, “Puasa adalah milik-Ku dan Sayalah yang akan membalasnya.”
Puasa berarti menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Tetapi secara harfiah puasa adalah Imsak atau menahan, menahan keinginan hawa nafsu untuk memenuhi target akhir yaitu mencapai derajat taqwa. (QS. 2: 183).

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, supaya kamu bertakwa”

Takwa kepada Allah merupakan langkah pencegah untuk menghadapi segala macam ketimpangan dan ketidakbenaran langkah manusia dalam lingkungan yang kita sendiri adalah bagian dari lingkuangan tersebut. Bertakwallah kamu kepada Allah di mana pun kamu berada, dan ikutilah kejahatan itu dengan kebaikan niscaya akan menghapuskannya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang mulia (HR. Tirmidzi).
Hadits tersebut menjelaskan lebih tegas bahwa takwa dan rasa takut kepada Allah merupakan the instrument of self control bagi setiap pribadi Muslim.

Ketika kita menjalankan puasa, di saat berwudhu sebenarnya kita bisa saja korupsi air wudhu; kita telan sedikit ketika kumur-kumur. Rasanya, orang yang berada di samping kita pun tidak akan tahu bahwa kita sedang "korupsi". Tapi kenapa tidak pernah kita lakukan?                 Karena kita merasa bahwa ada yang mengontrol kita; Allah yang Maha Tahu. Inilah sala satu value dari puasa tadi yang sangat urgen untuk dimiliki dan tidak kita dapatkan di dalam ritual ibadah lainnya. Karena ibadah puasa merupakan ibadah yang bersifat private; yang tidak dapat orang lain mengetahui dan menilainya. Puasa adalah urusan antara Allah dan si pelaku dan Allah sendiri yang bakal menilainya.

Hikmah dari ibadah puasa itu sendiri adalah melatih manusia untuk sabar dalam menjalani hidup. Maksud dari sabar yang tertera dalam al-Quran adalah ‘gigih dan ulet’ seperti yang dimaksud dalam QS. Ali ‘Imran (3: 146)
وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثيرٌ فَما وَهَنُوا لِما أَصابَهُمْ في‏ سَبيلِ اللهِ وَما ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكانُوا وَ اللهُ يُحِبُّ الصَّابِرينَ
Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu serta tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.
             Sungguh Ramadhan merupakan tamu istimewa yang datang menemui kita umat Islam. Tamu yang datang membawa limpahan pahala, penggandaan ganjaran, keutamaan-keutamaan ibadah dan sebagainya. Marilah kita sambut kehadirannya dengan hati yang bersih dan dada yang suci.
                Mudah-mudahan Ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya dan semoga Allah swt., senantiasa membimbing kita dengan hidayah-Nya sehingga kita dapat melakukan yang terbaik pada bulan Ramadhan ini. Amin.

Wallahu a’lam bishshawab.


0 comments:

Post a Comment