Ads 468x60px

Sunday, May 16, 2010

Homeopati ; Bangkitkan Sistem Pertahanan Tubuh

Homeopati ; Bangkitkan Sistem Pertahanan Tubuh

Indri Maulidya A.


Ketika sistem pertahanan tubuh makhluk hidup diserang oleh pasukan penyakit dari luar seperti virus, bakteri atau bibit penyakit lainnya. Dalam waktu yang sama, sistem pertahanan tubuh tersebut melakukan perlawanan untuk menaklukkan penyakit yang berusaha masuk maupun yang sudah masuk ke tubuhnya. Allah swt telah membekali setiap makhluk hidup dengan sistem pertahanan tubuh internal berpotensi tinggi. Sistem pertahanan ini apabila diarahkan dan dibangkitkan dengan tepat, dapat menyembuhkan hampir setiap jenis penyakit yang dideritanya. Tentunya dengan seizin Allah swt, tabib diatas segala tabib, dan penggenggam setiap hati dan ubun-ubun.
Pada kesempatan ini, saya ingin mengutip sedikit mengenai cara pengobatan homeopati yang mempunyai tujuan mendorong dan menstimulasi sistem pertahanan tubuh agar dapat menyembuhkan dirinya sendiri. "Let the body cure, don't force a cure, just stimulate the body to cure and fight the diseases by the body's own defense mechanism". Homeo yang berarti sama, dan Pathos yang artinya penyakit, jika digabung bermakna "penyakit yang sama". Apa yang akan dilakukan oleh penyakit yang sama? Ternyata penyakit/racun yang membuat orang sakit, dapat menjadi obat sekaligus menyembuhkan sampai ke akar-akarnya. Syaratnya adalah penyakit tersebut sudah tidak beracun lagi.
Inilah yang menjadi prinsip pengobatan homeopati, didasarkan pada hukum persamaan-persamaan alami yang mencakup tiga level fungsi; fisik, mental dan emosional. Prinsip ini dalam bahasa Yunani disebut similia simillibus curentur, atau like cures like dalam bahasa Inggris, sedangkan bahasa Indonesianya agar mudah diingat, penyakit makan penyakit. Contohnya adalah vaksinasi, tentunya kita semua pernah divaksin bukan? pernahkah kita bertanya apa yang ada dalam suntikan atau tetesan itu? Didalamnya adalah virus, bakteri atau racun yang sudah dilemahkan dan digunakan untuk menyembuhkan maupun mencegah dari serangan penyakit. Misalnya menyuntikan tubercular bacilli untuk memproteksi dari serangan Tuberculosis, racun tetanus untuk menyembuhkan tetanus. Apakah anda tahu, ide vaksinasi pertama kali diambil dari prinsip homeopati yang sudah berumur kurang lebih 250 tahun lalu?
Obat homeopati bersumber dari 75% tanaman, 15% mineral, dan 15% hewan. Obat-obatan ini tidak dalam bentuk racikan seperti jamu atau herbal, tetapi dibuat dengan diencerkan dan diberi potensi. Proses ini dalam bahasa homeopati disebut delusi. Big scientific puzzle mulai terlihat dari sini, ternyata obat yang mempunyai potensi (kadar obat) lebih tinggi dari potensi 12, sudah tidak memiliki sebuah atompun dari bahan obat asli yang tertinggal dalam delusi tersebut. Meskipun diupayakan untuk dideteksi dengan alat elektronik yang sangat sensitif sekalipun (potensi 1, didelusi dengan rasio 1:99). Sedangkan dalam terminologi homeopati obat yang berpotensi 12 adalah obat berpotensi rendah. Potensi 30, 200, 1.000, 100.000 dan lebih dari itu yang sering digunakan oleh para homeopath. Jika anda ingin meningkatkan potensi 100 menjadi potensi 100.000, jumlah yang dihasilkan akan lebih besar dari jumlah atom yang ada di seluruh alam semesta. Semakin tinggi potensi obat, semakin tinggilah energi yang dikandungnya, dan terbukti, bekerja lebih efektif. Disini kita dibimbing untuk meyakini keberadaan dan kebesaran rahasia Allah swt, karena yang tertinggal dalam delusi itu hanya sebentuk memori dari bahan asli. Bagaimana mungkin sistem pertahanan tubuh makhluk hidup dapat dirangsang oleh pesan yang sangat halus ini kecuali bila Allah menghendaki dan mentakdirkannya.

Arti sebuah kesehatan
Menurut Dr. Hahnemann, pencetus homeopati asal Jerman, "true cure is rapid, gentle and permanent restoration of health, or removal and annihilation of the diseases in its whole extent, in the shortest, most reliable and most harmless way, on easily comprehensible principle" Penyembuhan sebenarnya adalah pemulihan kesehatan secara cepat, lembut dan permanen, atau mencabut penyakit secara keseluruhan dalan waktu yang sesingkat-singkatnya dengan cara yang reliabel, dan tidak berbahaya dengan prinsip yang mudah dipahami. Tetapi jika kita perhatikan, sebenarnya pasien sendiri hanya butuh sembuh. Cara yang berbahaya ataupun tidak masuk akal sekalipun akan ditempuhnya agar dapat sembuh, atau minimal merasa lebih baik.
Kita tahu bahwa obat-obatan medis sekarang ini lebih banyak bersifat palliative-suppressive bukan curative. yaitu menyembuhkan sementara, tetapi tidak menyembuhkan secara total. Mengapa? Coba kita lihat disetiap kemasan obat tertulis side-effects, efek samping obat. Yang artinya jika obat tersebut terus menerus dikonsumsi tanpa pengawasan dokter, maka bisa berakibat buruk pada kesehatan. Contohnya obat Aspirin yang digunakan sebagai pain-reliever, dapat menyebabkan pendarahan sistem pencernaan. Obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah dapat menimbulkan konstipasi dan impotensi. Streptomycin menyebabkan pusing-pusing, tinnitus dan tuli. Tetracycline mempunyai efek samping seperti sakit tenggorokan, susah menelan dan jika dikonsumsi pada ibu hamil akan menyebabkan tulang dan gigi janin cepat rapuh. Begitu juga antibiotik dan kortikosteroid yang sudah tidak diragukan lagi efek samping yang ditimbulkannya. Tidak ada salahnya menggunakan metode palliative (penyembuhan sementara), jika ditindaklanjuti dengan penyembuhan total. Tetapi jika metode ini terus menerus diterapkan, dikhawatirkan dapat membuat penyakit menjadi "bandel" atau menjurus ke penyakit yang lebih sulit disembuhkan dan akhirnya incurable.
Selain istilah palliation, ada juga istilah suppression yaitu menekan secara paksa suatu penyakit, agar symptom penyakit berhenti. Tetapi sisi negatifnya adalah, penyakit yang terpendam akan terus berusaha mencari jalan untuk keluar, semakin ditekan akan semakin menjalar kemana-mana. Dalam bahasa kedokteran penyakit akan terus bermetastasis ke organ-organ lain atau jaringan dalam tubuh. Sehingga tidak heran jika zaman sekarang penyakit-penyakit "aneh" bermunculan. Jika suppression ini natural, misalnya ketakutan, kemarahan, atau shok mental karena suatu kejadian, penyembuhkannya akan lebih mudah. Yaitu dengan menghilangkan faktor eksternal yang mempengaruhinya. Tetapi jika timbul dari drug-induces (penggunaan obat), suppression ini akan lebih sulit dan akan memakan waktu lama untuk kembali pulih.
Meskipun obat kimia bisa berbahaya di kemudian hari, kita tidak dapat menyangkal perannya dalam memerangi penyakit menakutkan. Dibawah pengawasan dokter secara ketat, obat tersebut telah terbukti menyelamatkan berjuta-juta nyawa, dan meringankan rasa nyeri yang ada dalam tubuh.
Beralih ke homeopati, sistem ini disebut sebagai alternatif dan komplemen, yaitu pasien dapat memilih; menggunakan sistem homeopati tanpa campur tangan pengobatan lain, atau bersamaan dengan pengobatan konvensional sebagai pelengkap. Sehingga dengan bertambah kuatnya sistem pertahanan tubuh, maka obat-obatan barat dapat dikurangi bahkan dihentikan.
Hazrat Mirza Tahir Ahmad, seorang homeopath besar Jamaah Ahmadiyah menyarankan, "jika diri pasien tidak memberikan respon yang baik kepada pengobatan homeopati, adalah tanggung jawab moral para dokter homeopati untuk menyarankannya agar mencari pengobatan alternatif yang lain. Sesuai sabda Rasulullah saw yang sangat masyhur, "semua penyakit ada obatnya kecuali kematian". Adalah suatu kesombongan untuk menyatakan bahwa homeopati telah menemukan penyembuhan yang efektif untuk semua penyakit. Banyak obat-obat manjur yang ditemukan dalam seluruh sistem pengobatan, mendustakan manfaatnya, sama dengan tindakan bunuh diri. Tentu saja, homeopati lebih baik daripada kebanyakan sistem pengobatan yang ada saat ini. Meskipun bukanlah satu-satunya dan ingatlah, tidak menyembuhkan bila Allah tidak menghendakinya".
"Wahai Allah, Tuhan seluruh alam, singkirkanlah penderitaan ini dan karuniakanlah kesembuhan, Engkau-lah Dzat Yang Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali dari Engkau, penyembuhan yang tidak meninggalkan sedikitpun penyakit lagi" (Bukhari-Muslim).

0 comments:

Post a Comment